Macantua.com – Syempak operpret, julukan buat CBR150 CBU Thailand yang selama ini melekat pada sosok kuda besi Honda ini. Hal ini dimulai saat CBR harus facelift dari versi lawas berlampu dua ke versi gambot yang berbaju mirip sang kakak CBR250. Syempak alias kolor memang sekilas mirip kalau anda melihat headlamp kuda besi dari Thailand ini. Dengan bentuk satu buah headlamp besar dan dua buah lampu senja di pojok kanan kirinya menyerupai kolor menyala. Kekecewaan diperlengkap dengan harga yang saat itu ditetapkan pihak pabrikan yang “terlihat” tinggi untuk ukuran motor berkubikasi rendah ini menjadikannya mendapatkan julukan tambahan “operpret” yang berasal dari kata “overprice” alias kelewat mahal. Lengkap sudah penderitaan sang kuda besi hingga saat R15 diluncurkan dengan harga hampir 2/3 alias 60% harga jualnya tahun ini.
Hingga akhirnya issue CBR150 “lokal” yang berhembus. Dimana Indonesia menjadi pusat eksport menggantikan Thailand dan sang kuda besi kembali menggunakan baju sang kakak yang sudah menganut dualkeen seperti versi sebelumnya. Banyak blogger dan komentator mulai terpancing membuat opini bahwa secara tidak langsung mereka “meragukan kemampuan sang kuda besi lokal”. Mulai dari power output sang engine, perubahan jenis frame yang diissuekan akan menggunakan basic CBSF, dan yang terparah adalah keraguan karena produsennya adalah AHM alias Honda Indonesia. Kenapa bisa terjadi??? Hal ini mungkin disebabkan karena basic engine CBSF yang pada awal kemunculan lumayan mendapatkan banyak EC alias engineering change dikarenakan terjadinya banyak problem dilapangan. Masih ingat kasus nglotok? Meler? Karat? Arm patah? Atau gigi rompal? Atau kalau lupa mungkin headlamp bintik bisa membantu sobat semua mengingatnya.
Nah, banyak yang mungkin baru menyadari atau bahkan merasakan bahwa sang Syempak Operpret ini punya sesuatu yang “tidak ribet”. Jarang terdengar kasus si Syempak mengalami problem di tangan konsumen. Atau bahkan menetapkan pikiran bahwa si CBSF bener bener hasil “penyunatan” si CBR. Sehingga mau gamau imej sport 150 fairing ini susah untuk bergeser ke lokalisasi. Bahkan diskon sang CBU hingga 14 juta pun belum meyakinkan bahwa sang lokal pengganti akan bisa menjadikannya “juara dagang” “juara power” dan “juara minim problem”. Beberapa blogger mengangkat sisi baik sang CBU saat sang lokal mulai terdengar. Dari topspeed, akslerasi, sampe finishing dan power on wheel. Well buat apa? Membentuk opini “import part lebih baik karena penanganannya special”.
Last, PR besar buat AHM bikin motor berkualitas, murah tetapi tidak murahan. Menempatkan power dan quality dibarisan terdepan sebelum menetapkan “harga murah”. Mampukah Sang Lokal mengalahkan pesona sang Syempak Operpret????? Lets see….