macantua.com – Moge alias motor gede mungkin masih jadi salah satu barang eksklusif dan merupakan salah satu pendongkrak dan penjelas status sosial. Ga heran kalau moge masih jadi primadona buat para pecinta roda 2, disamping karena harganya yang boleh dibilang wah juga karena segenap fitur dan tenaga yang berlimpah serta kenyamanan yang lebih dibandingkan motor motor mainstream seperti bebek matic atau motor batangan biasa. Moge juga biasanya hanya jadi hobi (*baca: mainan) buat orang orang yang kelebihan duit atau maksa karena baru masuk sebuah lingkungan sosial. Sebagai rich man toys tentunya pasti diperlakukan secara eksklusif dong… baik perawatan sampai mengendarainya.
Kemarin, ane membaca beberapa status facebook teman teman yan berada di daerah Ngayogyakarta Hadiningrat sana, dimana kemarin kotanya banyak kedatangan tamu moge. Mungkin sebagian dari daerah dan sebagian lagi dari ibu kota dengan menghantarkan dentuman keras mesin mesin besar melintasi jalanan kota. Eksklusifitas terlihat dari beberapa rombongan yang “minta” dianter dan dikawal oleh pihak berwajib. Bahkan di beberapa titik tertangkap oleh mata masyarakat menerapkan ajaran Lorenzo yang melaju dengan tanpa ragu meski lampu masih menyala merah di atas tiang persimpangan. Eksklusif??? Mungkin, atau malah keadaan ini terjadi karena toys yang mereka pake itu menyiksa sehingga ingin cepat sampai tujuan. Tau sendiri kan panasnya sang mainan saat hidup ke area paha dan pangkalnya ditambah dengan eksotisnya cuaca Jogja. Eksklusif??? melaju dengan kecepatan tinggi tanpa menghiraukan kebisingan yang dinikmati warga yang dilalui sampai akhirnya disangka gemuruh yang ditimbulkan dari mesin mesin besar itu dianggap gemuruh merapi yang lagi berstatus “aktif”.
Eksklusifitas ini yang selalu menjadi kritikan pedas masyarakat. Masyarakat tau motornya mahal dan mungkin yang nyemplak di jok kukitnya adalah pejabat. Tapi mbok ya sopan… Mosok orang kaya, berpendidikan dan mungkin berpangkat melakukan hal semena mena di ranah fasilitas umum yang notabene setiap orang punya hak… Kampanye Safety riding pun seperti hanya suara kentut, terdengar bahkan tercium lalu teriak lantang setelahnya dilupakan.Lalu apa bedanya Ekslusuf dengan para alay berknalpot bronk dan pelanggar lalu lintas lain yang biasa diliat dijalanan????
Masyarakat yang menilai… Anda yang bertindak… Maka kawal dulu attitude-mu… Yakin takkan perlu kawalan untuk motor mu…
any advice????
setuju bro… bukan seberapa wahhh motornya, tapi seberapa patuh sama aturan dan norma2 yg berlaku 😀
http://chakim92.wordpress.com/2014/05/11/kehadiran-r25-akan-membuat-peta-persaingan-baru-di-segmen-sport-full-fairing-250cc/
SukaSuka
setuju bro…. good attitude good rider… itu lebih bisa dihargai ketimbang gagah gagahan
SukaSuka
Kebelet jadi buru2 he he
http://cahyadip.wordpress.com/2014/05/11/cbr150r-diskon-6-5juta-di-bandung/
SukaSuka
kbelet pup om Yadi??? hahahaha
SukaSuka
Sssstt rahasia wk wkk
SukaSuka
Kemarin ada rombongan Moge Harley Davidson lewat Bojonegoro, kayaknya dari Surabaya. Hampir nabrak ane. Kenceng” euy…. Padahal lagi macet di pasar
SukaSuka
macet masih ngebut????? sorry mas bro tenyata kejaring si ismet hahahahahahaha
SukaSuka
motor esklusif tapi biker sekelas alay,lebih baik motor dianggap alay tapi berkendara dengan elegan.
SukaSuka
nah itu…
SukaSuka
Nice info 😉
SukaSuka
tengkyu om gesang
SukaSuka
Dasar manusia2 alay bin lebay
SukaSuka
wkwkwkwkwk
SukaSuka
Memang kebanyakan pawai mige seperti itu. Suaranya aja udah bising, ditambah lagi digeber2 sama ridernya. Setiap sabtu dan minggu pagi saya selalu melihat dan mendengarkan para rider moge itu lewat di depan tempat saya bekerja. Seolah-olah mereka berhak memakai jalan terlebih dahulu. Mesinnya panas? Resiko dong, namanya juga moge. Tapi yaaahhh…. mereka punya kok. Saya cuma bisa liat dan dengerin doang 😆
SukaSuka
sama….
SukaSuka
gitu lah orang yang punya prinsip semua bisa dilakukan dengan uang. jadi songong
SukaSuka
wkwkwkwk songong itu bahan dasar gethuk bukan om?
SukaSuka