Macantua.com – Bangga jadi orang Indonesia, bangga jadi putra bangsa ini. Bagaimana tidak, di sebuah ajang balapan motor produksi masal Asia yang digelar di India 2 hari ke depan para pembalap Indonesia mampu memberikan hasil positif. 8 posisi dari 10 besar pembalap di race 1 ARRC AP250 India dikuasai pembalap Indonesia. Rheza Danica Terdepan!
Yup Rheza Danica memang memimpin barisan para pembalap Indonesia ditemani oleh Mario Suryo Aji alias “super Mario” di posisi kedua. Namun posisi selanjutnya ternyata diisi oleh pembalap pembalap Indonesia asal tim Yamaha yakni Rey Ratukore dan Rapid Topan Sucipto yang mengisi posisi 3 dan 4. Sebagai penutup Ahwin Sanjaya pun mengisi posisi 5. 5 posisi teratas “dijajah” para pembalap muda Indonesia!
Pembalap Thailand Tachakorn Busari dan Pembalap Malaysia Hafiz Nor Azman berhasil menyelang dengan mengisi posisi 6 dan 7, tapi di posisi 8,9 dan 10 kembali 3 orang pembalap Indonesia mengisi dengan urutan Ricard Taroreh, Anggi Setiawan dan M.Faerozi. jadi ada total 8 pembalap Indonesia, 4 adalah pembalap Honda dan 4 lagi adalah Pembalap Yamaha yang “menjajah” 8 posisi di 10 pembalap terdepan di Madras motor race track India ini.
Artinya apa? Artinya dunia balap Indonesia kini sedang maju pesat. Para pembalap lokal yang tadinya hanya punya taring di dunia balap kandang dengan motor motor kelas kecil kini bisa menancapkan taring dan cakarnya di dunia balap Asia dengan motor yang kelasnya lebih tinggi. Ini merupakan sebuah “bukti prestasi” kalau cabang olah raga ini bukan lagi cabang olah raga yang bisa dipandang sebelah mata. Bukan 1 atau 2 orang pembalap lho, jumlahnya banyak, dan pastinya ga cuma satu kali ini. Dan mereka masih terus mengasah keterampilannya serta terus mencoba mencatatkan rekor rekor prestasi lewat cabang olah raga satu ini.
Pertanyaannya pasti 1, kapan Indonesia punya sirkuit sirkuit besar dan layak? Apalagi bertaraf Internasional. Hehehe memang ga murah untuk membangun sirkuit balapan sob, setidaknya saat ini di beberapa propinsi sudah punya sirkuit sirkuit kecil yang minimal bisa digunakan untuk pengasahan skill para pembalap daerah. Walau kondisinya ga semuanya baik, dna jumlahnya belum merata namun setidaknya bisa jadi wadah dari pada ngebut di jalanan umum. Kita bantu doakan saja, biar pemerintah nantinya bisa memikirkan untuk membangun sirkuit bertaraf Internasional yang “terawat” kondisinya, jadi buat yang mau naik kelas bisa memacu motornya di track yang lebih memadai dari sirkuit lokal yang biasanya hanya cocok buat motor under 250cc.
Kita doakan saja ya sob, semoga para pembalap Indonesia (entah dari tim dan pabrikan mana saja) bisa merih banyak podium podium dan rekor rekor kemenangan lebih banyak. Siapa tau pemerintah nanti menghadiahi para pecinta balap dengan sirkuit sirkuit yang juga memadai di setiap daerahnya untuk berlatih. Jadi, kalau punya mimpi pembalap Indonesia main di Motogp kaya pembalap negara tetangga ga cuma sebuah mimpi saja. Ya ga sob?
<