Macantua.com – Buat para penikmat roda dua pasti kenal nama Supra, bukan Toyota Supra ya melainkan motor yang pertama kali brojol dengan basis mesin C series Honda di menjelang krisis moneter. Yup Honda Supra, sebagai pendamping Honda Grand saat itu yang sudah mulai “bosan” berganti striping. Yup Supra berhasil menjadi rajanya motor bebek sejak kehadirannya, Supra yang terkenal bandel, irit dan siap diajak susah memang jadi andalan buat sekedar pergi ke pasar atau bahkan mencari uang. Supra pun berkembang dari Supra menjadi Supra X, Supra XX Supra V, Supra X 125, Supra X 125 helm in dan terakhir Supra GTR 150 yang menggendong mesin DOHC near square yang sama dengan saudara saudara lainnya. Namun, bisa dibilang Supra GTR mungkin generasi Supra yang gagal laris. Kenapa? Yuk kita bahas.
Supra itu lahir sebagai motor pekerja yang bandel dan irit, namun Supra GTR ditawarkan Honda sebagai motor powerfull yang jago blusukan di jalanan jelek. “Motor adventure” katanya, padahal kalau dilihat secara keseluruhan desain si Supra GTR ini justru cenderung ke arah sporty design ketimbang didaulat sebagai ahli blusukan. Garis desain meruncing dengan posisi jok tinggi membuat motor ini “terlalu ganteng buat jadi motor bapak bapak”. Karena memang Supra itu lahir sebagai motor bapak bapak. Mau tak mau itulah adanya Supra.
Supra itu hadir dengan sebuah keringkasan. Coba deh lihat beberapa generasi Supra. Semua hadir dengan keringkasan secara desain bahkan saat Supra hadir dalam seri XX dan V dengan kopling manual justru ga laku. Dan salahnya Honda justru mengulangi kesalahan itu pada Supra GTR. Kopling ga otomatis itu ga praktis, “Ibu ga bisa bawa kalau bukan bapak yang antar”. Ane dulu pernah bahas soal pilihan kopling semi otomatis Supra GTR, tapi sayang harapan itu ga terwujudkan. Supra GTR hanya hadir dalam versi manual full clutch.
Masih bicara sol kepraktisan, Supra GTR bisa dibilang kurang praktis karena minimnya “wadah” atau bahkan sekdar gantungan untuk bawa bawaan. Keterbatasan ruang di bawah jok membuat Supra GTR seolah bukan klan Supra. Seirit iritnya Supra gen 1 ada tempat naro barang walau imut. Supra X 125 pun ada, bahkan versi helm ini kapasitas meletakkan barangnya makin besar dan semua itu lenyap di Supra GTR yang Compact dan serba padat.
Kalau boleh jujur Supra GTR bisa dibilang gagal menjadi klan Supra, kesalahan Honda dalam membranding Supra GTR sejak awal rilis membuatnya jadi blunder. Andai dulu namanya Blade, mungkin masih bisa diterima kalau penjualannya ga banyak kaya sekarang. Tapi, ini SUPRA. Supra yang sudah terkenal bertahun tahun sebagai rajanya motor bebek, motor bebek yang bandel fungsional namun irit, bukan Supra yang mendadak kencang dan jago blusukan. Ini opini ane, gimana menurutmu sob?
<
coba bukan bebek adventure
https://cxrider.com/2018/07/23/suzuki-burgmann-street-versi-indonesia/
SukaSuka
Mirip kasusnya klan shogun yg dicederai axelo, dan klan jupiter z yg dicederai z1. Nama memang sama, tp sensasinya beda…
SukaSuka
Aslinya. Jauh dr versi awal yang sudah melegenda
SukaSuka
Coba harganya 18 jutaan ?
SukaSuka
Beda cerita
SukaSuka
Kalau ada versi otomatisnya kelihatannya akan cukup mendongkrak
SukaSuka
Salah konsep.. dan bentuknya terlalu kaku.
SukaSuka
near square apaan sih?
SukaSuka
Coba ada bagasinya pasti laris
SukaSuka
yap salah kasih penamaan, seandainya saja Blade mungkin beda hasil
btw kalau dibilang bebek blusukan adventure gagal juga, nyatanya desain spakbor depan masih model city bike
https://elangjalanan.net/2018/07/28/deretan-motor-baru-di-giias-2018-bandit-dan-forza-akan-jadi-bintang/
SukaSuka
menurut saya pengguna supra x 125 dan honda tirev, memang benar supra GTR keluar dari habitat aslinya, konsep supra seharusnya simple, tapi tetap tidak keluar dari ranahnya.
SukaSuka
Tah kan
SukaSuka