Macantua.com – Masih hangat perbincangan soal motor sport 250cc yang beberapa hari ini viral di media sosial. CBR250RR ban cacing berwarna hitam yang fisandingkan dengan Ninja 250 warna putih yang juga dimodifikasi ala Thailook. Hasilnya banyak komentar mulai yang menghina modifikasi ini hingga ada yang membela dan berani mengklaim bahwa motor sport dengan ban cacing itu aman meski digunakan harian. Kalau beneran ban cacing aman, yang jadi pertanyaan ane kenapa pabrikan ga bikin motor dengan ban cacing sebagai ban standar pabriknya?
Pertanyaan itu pasti akan jadi pertanyaan yang sulit buat dijawab, karena para engineer saat proses development sudah menyesuaikan ukuran ban yang digunakan untuk motor yang didesainnya berdasarkan target kegunaan motor, power dan torsi mesin serta dari sisi estetika desain. Coba deh lihat motor matic / bebek termurah saja ukuran banyang paling kecilnya rata rata 70/90 atau bahkan 80/90. Dan ukuran terkecil ini biasanya hanya diberikan untuk matic entry level atau motor bebek entry level. Ukurannya ga lebih kecil kan?
Andai ban cacing ini safety, tentu saja pabrikan akan menggunakannya sebagai part OEM. Secara harga akan jauh lebih murah, dan jelas kalau motor di jual dengan harga yang sama maka margin keuntungan perusahaan (pabrikan) akan semakin besar. Tapi kembali, kenapa pabrikan ga menggunakan ban cacing sebagai ban OEM?
Jawabannya sudah jelas dan pasti. Karena ukuran ban yang mempunyai lebar dan tinggi kurang dari ukuran normal saat ini bisa dibilang tidak safety alias tidak aman. Daya cengkram untuk motor dengan power dan torsi yang semakin hari pabrikan membuatnya semakin besar tentu saja butuh luas penampang ban yang jauh lebih besar untuk menahan hentakan. Apalagi kalau motor digunakan harian. Jarak tempuh dan panasnya udara di dalam ban bisa membuat udara di dalam ban yang hanya punya volume kecil memuai. Ini kenapa banyak pengguna ban cacing biasanya rajin ke tukang tambal ban. Berbeda dengan saat motor ban cacing hanya digunakan dalam ajang drag race. Ban hanya dipacu di track lurus yang jaraknya hanya 201,402, atau 1000m. Waktu tempuhnya pun ga sampai 1 menit! Ya kan?
Last, kenapa pabrikan ga memberikan ban cacing sebagai ban standar pabrikan? Karena pabrikan memikirkan keselamatan pengendaranya, pabrikan menciptakan motor untuk digunakan harian. Sah sah saja sih menurut ane kalau modifikator menggunakan ban cacing jadi opsi modifikasi motor, hanya saja penggunaannya terbatas sebagai ajang show off di ajang kontes modifikasi atau di ajang drag saja lho ya, bukan untuk harian. Kalau menurutmu gimana sob?
<
Selera katanya mah
Permisi bro, izin share informasi motor baru ya, barangkali berguna.. Ini dia Harga Yamaha All New Vixion R 155cc VVA 2017 bro… Ternyata Berbeda dari perkiraan! Berapa sih harganya? Nih di link ini harganya…
https://indoride.com/2017/08/03/fix-inilah-harga-resmi-yamaha-all-new-vixion-r-cuma-beda-2-jutaan-dari-versi-standar/
SukaSuka
Harusnya pabrik ban nya stop jangan produksi ban cacing buat motor, tapi produksi ban cacing buat sepeda aja bro hahhaa….
SukaSuka
Grand urang aslina 225-250 asa leutik teuing, mun nikung sieun tipaliteuk jadi weh naik jadi 250-275 😀
SukaSuka
ah alesan doang, jelas safety ban lebar lah
http://kobayogas.com/2017/08/02/yamaha-fazer-250-terbaru-kalau-masuk-indonesia-bagaimana/
SukaSuka
mohon bantuannya buat ningkatin blog saya yang lagi berkembang ya https://myblogeramatir.blogspot.co.id/
terima kasih
SukaSuka
Tah tong boro poean mang, motogp ge make ban cacing. Wkwkwkw…. http://tmcblog.com/2017/08/04/legenda-motogp-angel-nieto-berpulang/
SukaSuka
Pihak pabrik memproduksi motor dengan ukuran ban yang telah ditentukan pastiny sudah memperhitungkan tingkat keamanan kendaraan ketika digunakan di jalanan. Orang yang memodifikasi bagian vital seperti ban apalagi ukurannya di bawah standar yaa otaknya kurang lebih di bawah standar juga. Lebih bodoh dari orang bodoh
SukaSuka