AHO… Kebutuhan Atau Kebodohan???

image

Macantua.com – Hola Sob….. Good nite…. Selamat malam… Wilujeng wengi… Saatnya waktu untuk beristirahat tapi gada salahnya dong kalau ane berbagi opini??? Ok deh, dulu sebenernya pernah ane bahas sekilas tentang AHO alias Auto Headlights On di sini. Fitur ini membuat lampu utama otomatis hidup saat mesin motor dihidupkan. Katanya sih biar pengendara motor lebih terlihat pada saat dikendarai walaupun pada siang hari.
Tapi munurut hemat ane, opini ane justru fitur ini malah lebih banyak mudorotnya buat kendaraan dan tentunya sang pengendara. Karena sebenarnya masih banyak pilihan untuk bisa terlihat di siang hari. Pemangkasan saklar lampu mungkin dapat menurunkan biaya produksi. Tapi bagaimana dengan biaya perawatan????!
Penggunaan lampu di siang hari saat kondisi cuaca (you know lah Indonesia panasnya kya apa, scara tropis gitu) kurang bersahabat biasanya ngefek sama umur parts nya. Lampu alias bulb yang panas saat digunakan dipadu udara luar menjadikannya overheat. Hasilnya bulb akan lbh cepat rusak atau putus. Selain itu mika lampu juga akan kena efek samping. Mulai dari menguning sampai meleleh. Dan jelas umurnya pasti jadi ikutan lebih singkat.
Kelistrikan lainnya juga ikut lebih cepat rusak. Bagaimana tidak, saat motor digunakan dalam jalanan kota yang relatif macet tentu saja asupan listrik ke accu via regulator atau kiprok ga sebesar seharusnya. Pernah denger selentingan kalau pengisian accu optimal saat kendaraan melaju di kecepatan minimal 40kmph dengan putaran mesin tertentu (katanya dan tiap mesin beda beda). Saat pengisian ga sempurna tentu saja accu dan regulator lah yang bekerja ekstra memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Nah ini yang biasanya bikin regulator atau kiprok dan accu lebih cepet drop performanya.
Selanjutnya lebih kepada tatakrama, kita ketahui bangsa kita ini bangsa timur yang kuat akan tatakramanya. Bayangkan saat masuk gang pulang ke rumah ada yang sedang nongkrong tapi lampu kita masih tetap menyorot!!!??? Menyilaukan para nongkrongers… Terlebih kalau yang sedang nongkrong bapak bapak yang umurnya sedikit lebih tua dari kita. Bisa abis dibilang ga sopan… Tapi apalah daya sang lampu memang bener bener bego dan ga bisa dimatiin.
Nah pertimbangan pertimbangan di atas yang biasanya membuat tangan tangan gratil kreatif untuk mengakali hal ini. Minimal dapat meminimalisir penggunaan lampu yang berlebih. Penggunaan DRL LED kaya mobil mobil yang sudah berstandar eropa atau bahkan dengan paksa memasang saklar penutup aliran listrik. Menggunakan saklar motor jenis lain atau malah dari versi sebelumnya. Alasannya simple, hemat listrik dan memperlama umur pakai sistem kelistrikan. Nah pertanyaan yang ada dalam hati ane kenapa pabrikan ga menyematkan DRL aja? LED kan lebih ramah dan murah, pengendara masih bisa tetlihat (walau sebenernya Indo udah super terang) dan perangkat kelistrikan juga umurnya ga didiskon. Jadi kebijakan ini (AHO) murni kebutuhan keselamatan atau kebodohan dan kesalahan persepsi pembuat peraturan???? I dont know… Ada yang bisa lebih jelasin????

Tentang macantua.com

simply me..... untuk pemasangan iklan dan contact : Email @ raza.rajendra@gmail.com Twitter @raza_rajendra Line@ : @macantua
Pos ini dipublikasikan di headlamp, motor, safety dan tag , , . Tandai permalink.

56 Balasan ke AHO… Kebutuhan Atau Kebodohan???

  1. JalanBerkarisma berkata:

    kedepan kayaknya bakal pake led…… biar lebih sopan….

    Efek Comal, Jalur Selatan Penuh dengan Kendaraan Besar

    Suka

  2. dyno berkata:

    mgkn diberlakukannya AHO berdasarkan riset bhwa kcelakaan disebabkan pengendara tak melihat ada pengendara lain dari arah depan (info dari polri krna ane sring ikut seminar safety riding), maka aturan baku lampu nyala disiang hari.setelah itu diberlakukannya produsen membuat lampu nyala terus tanpa switch. scara ekonomi, produsen untung besar, krna 1. usia part pendek(pengalaman motor ane cpt bgt ganti lampu) 2.ngurangi beban produksi switch dgn hrga jual sama. 3. (krusakan merembet part lainnya exm:reflektor,kabel). kalo produsen pake drl/ lampu led, umur led itu minim 15 tahun pemakaian normal(bahkan sampe 50thn hsl penelitian),beda lagi kalo arus led dibuat lbh besar dan nyala terus2an. otomatis scara produksi dia untung, tapi tdk ada consumable part untuk lampu, knapa mobil brani? krna produsen mobil msh pnya byk cadangan konsumable part yg lbh menguntungkan dr sekedar lampu. sdangkan motor hnya sebatas oli, kampas, rantai/belt, ban dsb. itu sih pandangan ane.maklum konspirasi bisnis. (itu yg ane pelajari di kuliah dulu, hehehe…)

    Suka

  3. enoanderson berkata:

    IMO Kebutuhan Mang, Menghindari sempritan Gocap tea ning. . . khihihi 😛 😛

    Suka

  4. warungasep berkata:

    Bae lah, meh bengkel payu bahlomna, karunya atuh da mun awet wae bohlamna, teu payu wak waw
    http://warungasep.wordpress.com/2014/08/22/kenapa-ya-vario-150-bukan-pcx150-versi-loxal/

    Suka

  5. mbladeush berkata:

    tapi light on siang hari di motor memang berguna bagi driver R4 / lebih
    motor jd lebih ‘terlihat’ 🙂
    tapi memang sebaiknya DRL daripada AHO 😀

    —————–

    impressi Viar CrossX 200

    http://www.bladeus.wordpress.com/2014/08/22/first-ride-viar-trail-crossx-200/

    Suka

  6. Asep Juga berkata:

    motorku blm aho, tp tombolnya diposisi nyala, biar tdk lupa pas lg jalan, suka ada “gocaper” kalo lampu dpn padam………tp selain itu sih ya bagian dari safety riding…..

    Suka

  7. ndesoedisi berkata:

    Kata mbah dukun Satar AHO di Indonesia itu salah kaprah cuma sekedar ikut-ikutan

    Suka

  8. st3v4nt berkata:

    AHO lebih ke pemaksaan dan cutting cost ketimbang safety karena penerapan di produknya sendiri tidak ada aturan yang detail. Minimal untuk sebuah ‘fasilitas’ yg sederhana seperti ini produsen harusnya memberikan opsi parts untuk membuat motornya AHO atau non AHO.

    Suka

  9. otojurnal berkata:

    Maaf …. Ane mau nyampah disini.
    aHO itu kebijakan tolol, bego, sebego lampunya, ga tau tata krama, ga ngerti orang miskin.
    Lampu wtf ane bisa 4bulan sekali mati, dan ga bisa salah satunya aja yg diganti, karna ane udah coba ganti salah satunya aja….. Malah modar 2-2nya…..
    Kebijakan AHO = GOBLOG…..
    DRL = oke, ga bikin silao…. Adat kesantunan pun dapat….
    AHO=SONGONG… Lewat gang ko ga matiin lampu.

    Suka

  10. agoey berkata:

    ya… sebaiknya saklar lampu kembali ada… ane terus terang gak suka sama AHO.. ane nyalain lampu depan paling saat riding malam n keluar kota yang lewatin jalur lintas provinsi… gara2 AHO masa tiap tahun beli bola lampu depan belakang… 😦

    Suka

  11. I was wondering if you ever thought of changing the layout of your site?
    Its very well written; I love what youve got to say.
    But maybe you could a little more in the way of content so
    people could connect with it better. Youve got an awful
    lot of text for only having 1 or 2 images. Maybe you
    could space it out better?

    Suka

  12. bapakeVALKYLA berkata:

    setuju DRL, tapi kalau AHO kesannya terlalu maksa…
    gak enak kalau lewat pemukiman yg banyak orang nongkrong.. dikiranya gak sopan.
    kalau ada saklarnya kan bisa dimatiin dulu..

    Suka

  13. orong-orong berkata:

    Sebenarnya AHO tidak perlulah, Aturan siang menyalakan lampu sebenarnya juga sia-sia aturan mengikuti orang luar katanya, lha di luar negeri intensitas cahaya kan tidak seterang indonesia bisa siang di nyalakan dalam keadaan tertentu hujan / bencana alam. Sebenarnya tergantung kesadaran dari kitanya kapan menyalakan waktu yang tepat di jalan, yang pasti AHO itu sia-sia semua motorku yang AHO tak ganti manual
    nitip suhu
    http://orongorong.com/2014/08/22/kawasaki-punya-pasukan-banyak-kok-masih-keder-dengan-r25/

    Suka

  14. dejectermoto9191 berkata:

    kitu da sok aya aya wae

    Suka

  15. ms berkata:

    entah salah yang membuat undang2 atau yang menagartikan undang2

    harusnya

    Untuk motor/kendaraan yang di produksi sebelum UU di sahkan, wajib menyalakan lampu utama untuk keamanan.
    sedangkan untuk motor/kendaraan yang diproduksi setelah UU disahkan, wajib menyematkan DLR.

    Suka

  16. kodokijo berkata:

    Udah pasti ini adalah murni konspirasi bisnis dan peraturan AHO ini emang diciptakan utk dijadiin lahan basah buat aparat. Kl di luar negeri, terutama negara2 Eropa dan Amerika emang cocok diterapin, krn jumlah kendaraan di sana gak segila di sini, khususnya motor, jadi utk mencegah pengendara jadi lengah akibat saking lenggangnya tuh jalanan. Ditambah lg cuaca di sana kan beda ama di sini. Intinya emang bener2 peraturan yg oon banget dah!

    Suka

  17. donimagie berkata:

    harusnya RDL bukan AHO…lebih pas RDL…lihat mobil2 sekarang fitur RDL sudah kewajiban pasang

    Suka

  18. Satria Pinandita berkata:

    Ini sebenernya masalah klasik om. AHO kan hasil dari UU yg nyuruh semua pengendara kendaraan bermotor(saya lupa nmr brp UU nya hehe) utk wajib hidupin lampu utana siang dan malam. Nah masalahnya adalah, mereka (yg ngaku) wakil rakyat kita tiap bikin peraturan sering tidak melihat kenyataan yg ada didalam kehidupan rakyatnya, makanya kebijakan pengusaha eh penguasa sering salah sasaran, kaya AHO ini sbg contoh kecilnya 🙂 IMHO

    Suka

  19. RPMspeed berkata:

    kebodohan kali ya 😮

    —————————–
    Ini dia jawabannya 😀

    Kenapa Handguard MotoGP Cuma Sebelah ?

    Suka

  20. Fandi berkata:

    klo saya bilang sih kebodohan………….dah tau panasnya kek gini masih di paksakan aho……..!!! klo ada yg ngelak biar kelihatan pas di jalan…..yaaaahhh yg merasa dah rabun ato klo kata saya kurang awas…..ya g usah ngemudi mobil apalagi motor….itu lebih membahayakan buat orang lain…!!!

    Suka

  21. gilaroda2 berkata:

    butuh kebodohan kali masbro…:D yang jelas, sebenarnya lbh dibutuhkan DRL daripada AHO, tul gak masbro???

    Suka

  22. mochyuga berkata:

    “pasang DRL musti investasi tambahan buat desain sama perakitannya, biar gampang & murah ya udah tinggal ilangin saklar lampu depan aja” gitu kalo ya sudut pandang produsen/pabrikan hehe…
    btw lampu kota/lampu senja/lampu kecil sebenernya udah mendekati konsep DRL kan kang?

    Suka

  23. ninja150ss berkata:

    itulah salah 1 alasan ane kagak beli motor yg modern lah,teknologi motoGp lah,irit lah,dll.
    liat mtr2 tetangga yg AHO,sring beli bohlam.
    mtr ane jadul tp tombol2 lengkap,wlpn byk tombol ane mlh demen,bs sesuai keinginan.

    oiya 1 lg,menurut diskusi sm kpala mekanik Ahass&kbetulan ttgga ane pas wkt servis bletak duorr,AHO dimari hny monopoli doank,produsen laris part bohlam,lampu,aki krn bakal lbh cpt pd gnt.

    Suka

  24. yuyus berkata:

    NVL saya sudah tidak AHO lagi, udah beli tombol juga sih, safety riding tergantung pengendaranya yg sruntulan, IMO

    Disukai oleh 1 orang

  25. aurora berkata:

    AHO adalah hasil terjemahan lebay pabrikan atas peraturan. mana ada aturan yg mengharuskan lampu menyala selama mesin dihidupkan. tapi siapa sih yg gak mau untung tetap besar dg biaya produksi yg lebih sedikit.
    ke depan, berani gak pabrikan mengganti AHO dengan DRL ?

    Suka

Tinggalkan Balasan ke bapakeVALKYLA Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.